.
Suasana rumah Suparman di Sidorejo, Sukoarjo tampak sepi. Tidak ada aktivitas dari rumah bergaya joglo sederhana itu. Demikian halnya di sekitar lingkungannya. Tampak tidak banyak aktivitas yang dilakukan oleh warga setempat. Saat itu pukul 10.00. Sempat ditunggu selama 15 menit, Suparman pun muncul. Rupanya, dia usai menggarap sawah. Keringat tampak mengucur di wajah Suparman. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu menyilakan masuk dan meminta diberi waktu 10 menit untuk mandi. Maklum, cuaca saat itu cukup panas.
Interior rumahnya tampak sederhana. Luas, namun tidak banyak isinya. Padahal informasi yang diterima Jawa Pos Radar Ponorogo, Suparman adalah salah seorang mantan perantara/koordinator Dimas Kanjeng Taat Pribadi di wilayah Ponorogo dan sekitarnya. Informasi itu dibenarkan oleh Suparman. Dia mengaku sempat menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sejak 2009 hingga 2014. Tidak hanya menyetorkan harta pribadinya, Suparman juga didapuk menjadi perantara di wilayah Ponorogo dan sekitarnya. ‘’Banyak pengikutnya di wilayah Ponorogo. Saya dua minggu sekali pasti ke Gading, Probolinggo (padepokan Taat Pribadi, Red) untuk mengantarkan orang menyetorkan uang. Sekali antar bisa sampai tiga mobil,’’ ujarnya.
Suparman mengatakan, data terakhir yang dia ketahui di tahun 2014 lalu, ada ratusan pengikut Taat Pribadi di wilayah Ponorogo. Jumlah tersebut belum termasuk pengikut yang ada di wilayah Madiun hingga Magetan. Selama lima tahun menjadi pengikut dan perantara Taat Pribadi, Suparman mengaku telah menyetorkan uang lebih dari Rp 5 miliar ke padepokan Taat Pribadi. Khusus harta pribadinya, Suparman sudah menyetor Rp 300 juta, yang hingga kini belum juga kembali. ‘’Padahal saya selalu mewanti-wanti kepada para pengikut yang ingin setor, sedikit saja. Namun saya tidak bisa menahan. Mereka tetap menyetor dalam jumlah banyak,’’ paparnya.

Dia menuturkan, setiap kali menyetorkan uang ke Gading, Probolinggo, Suparman tidak pernah sekalipun menyerahkan langsung kepada Taat Pribadi. Setiap perantara hanya bisa menyerahkan uang kepada orang-orang di kanankiri sang guru spritual. Namun, Suparman mengaku sempat bertatap muka dengan Taat Pribadi. Sebab, dia juga diamanati piket jaga padepokan tiap hari Jumat, dua minggu sekali. Menurutnya, Taat Pribadi sangat piawai membangun kepercayaan. Selain pandai berbicara di depan publik, kata-katanya juga menyentuh. ‘’Terutama bagi yang sudah benar-benar percaya dan yakin uang bisa digandakan Taat Pribadi. Sebab semua yang terlibat disana karena ingin menggandakan uangnya,’’ katanya.
Label:

Post a Comment

Author Name

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.